Iri dan Takjub



Kali ini, adalah pertama kalinya saya menjejakkan kaki di bumi para pelaut. Celebes. Begitu nama mereka dikenal. Dari luasan yang ada dan puluhan kota peradaban yang ada di pulau besar Sulawesi ini, saya berkesempatan mengunjungi Makassar. Sebuah kota metropolitan di bagian timur Indonesia.

Kota ini terbilang unik karena begitu lekat dengan kehidupan lautnya. Ketika sore menjelang, para penduduk dan pelancong memadati kawasan pantai Losari yang terkenal. Beragam atraksi dapat dilihat oleh pengunjung. Tak sedikit pula warung-warung dan kaki lima yang menjajakan kuliner khas Makassar seperti pisang epe dan aneka seafood.

Sore itu, ketika masih sibuk dengan berbagai rencana untuk pengambilan gambar liputan kali yang tentang sebuah Cafe terapung di Pantai Losari, pandangan saya tertuju pada sekelompok anak yang sedang bermain. Sungguh pemandangan yang membuat saya merasa iri dan takjub.

Masa kecil ini akan selalu kita rindukan, sadar atau tidak, ingin atau tidak. Kilasannya akan kembali meski hanya sebentar.
Entah apa yang ada di pikiran mereka, mereka tampak benar-benar menikmati permainan, tertawa lepas dan berlari ke sana kemari. Saya iri, rasanya kini tak mungkin kembali ke masa lalu dan mengkhayalkan apa pun. Iri, karena kini semakin saya mengetahui apa yang terjadi dengan dunia ini. Rasanya kini tidak bisa lagi tertawa lepas. Iri, karena masa itu sudah jadi kenangan dan tidak dapat kembali lagi.

Sementara ketakjuban saya datang dari seorang anak perempuan dengan senang hati mengendong adiknya di punggungnya. Pemandangan ini sudah lama tidak saya saksikan. Teringat pula, dulu kami juga melakukannya ketika bermain. Gadis kecil itu pun tidak terlalu peduli dengan keadaan sekelilingnya, bahkan bisa jadi ia tidak peduli.

Kini pun tak banyak mereka yang mau menggendong seorang renta ketika menyeberang jalan. Dan saya tidak munafik, saya pun akan berpikir ratusan kali untuk melakukannya. Apakah zaman ini sudah sekejam itu terhadap orang tua, hanya diri kita yang dapat menjawabnya.
Yang jelas, berbuat baik tidak ada batasannya. Dan sejatinya, tidak perlu mengharap imbalan atas tindakan itu. Karena dengan sikap itu, kita masih manusia. (Re)

Popular Posts