Harapan Akan Asrinya Alam

Ketika motor saya parkir di pinggir sawah. Saya pun bergegas mengejar langkah Pak Frans - seorang penyuluh perikanan di Kabupaten Sleman, pagi itu - 2016 lalu - memang agenda saya untuk mengunjungi beberapa petani yang membudidayakan udang galah di sawahnya. Kunjungan pertama saya dengan Pak Frans adalah ke sawah milik seorang yang saya anggap visioner, sosok petani dengan pikiran yang lagi-lagi menurut saya tidak umum. Dia adalah .... (ah saya lupa namanya).

Meski begitu, perbincangan saya dengan petani tersebut memberikan kesan mendalam. Ternyata masih ada petani yang memikirkan dan memperhatikan nasib anak cucunya kelak. Bagaimana tidak, bertani baginya bukan hanya sebatas bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup semata. Bagi dia bertani memiliki sifat sakral tersendiri. Oleh karenanya ia tidak ingin meracuni alam dengan menggunakan pupuk kimia.


Meski tidak menggunakan pupuk kimia untuk meningkatkan produktivitas ia menerapkan beberapa hal yang terbukti mampu mengimbangi performa pupuk kimia. Baginya mengembalikan alam ke kondisi sedia kala adalah hal yang wajib dilakukan, dari metoda tanam yang menerapkan tajarwo (tanam jajar legowo) sampai model tapak macan pernah dicobanya.

Udang  galah ini dibudidayakan bersama padi. Ketika beranjak dewasa udang ini akan berganti capit.

Giliran Pak Frans mendatanginya untuk menerapkan ugadi (Udang Galah bersama Padi), dia menyambutnya dengan gembira. Udang galah yang dahulu memang hidup liar di sungai-sungai memang kini sudah tidak ada lagi, oleh karenanya ia ingin mengaplikasikannya dan membuktikan kelebihan ekonomi yang bakal di dapatnya.

Sejalan dengan pemikiran tersebut, petani ini membudidayakan udang galah dalam sawahnya yang tak luas. Otomatis dengan adanya udang galah ia pun harus menerapkan pertanian yang ramah lingkungan. Tanah yang bagus untuk pertanian menurutnya adalah tanah yang seperti granul, ada semacam gelembung udara di permukaannya. Jika dalam suatu lahan ditemukan granul tersebut dalam jumlah yang besar maka dia menjamin tanah tersebut subur dan tidak terkontaminasi bahan kimia.

Jerih payahnya pun membawa hasil. Ugadi yang diterapkannya mampu memberikan nilai lebih dari sisi ekonomi, dan barang tentu membantu meningkatkan kesuburan tanah persawahan miliknya. Langkahnya kini diikuti oleh petani - petani lain yang mulai tergugah untuk bertani secara bijak dan baik.

(Re)

*nama akan diupdate jika sudah ingat kembali. mohon maaf.

Popular Posts